Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PENEMBAKAN WASHINGTON Palestina di Gerbang Pengakuan

  


   Garistebal.com- ELIAS RODRIGUEZ bukan orang Palestina! Bukan keturunan Arab! Bukan juga dari negara yang penduduknya mayoritas Muslim!

    Tidak ada kecurigaan FBI, atau petugas keamanan. Sehingga Rodriguez bebas mondar-mandir. Wajah dan geraknya tidak meyakinkan komunitas Yahudi AS (Washington), bahwa dia akan melakukan tindakan kriminal!

    "Bebaskan Palestina"! Santai! Setelah menembak sepasang muda Yahudi (Staf Kedubes Israel di AS), Rodriguez masuk ke ruang petugas FBI, yang  hanya beberapa langkah dari TKP. Elias Rodriguez menyerahkan diri.

      Presiden Israel sontak bereaksi dan terkejut. "Pemandangan Washington semalam (Rabu malam) membuat hatinya hancur. Dua staf muda kedutaan kami" (Yaron Lischinsky & Sarah Milgrim). Begitu juga Presiden AS Donald Trump merasa terkejut!

      Hari-hari ini, esok, lusa! Adalah hari-hari yang "berbeda" bagi Pemerintahan PM Benyamin Netanyahu. "Bulan Madu" persahabatan yang berlangsung selama lebih dari 75 tahun (sejak Israel merdeka 1948) dengan Eropa.

      Rasanya akan berada di titik "narrow margin". 'Gong'Pembicaraan mengenai pengakuan negara Palestina oleh Barat (utamanya Inggris dan Perancis), dimulai!

      Bagi Israel. Di tengah 'case' penembakan Elias Rodriguez, dan pembicaraan antar-Menlu Eropa besok (Jumat, 23/5) soal pengakuan kemerdekaan Palestina. Adalah kekalahan telak di sisi "close friend" klasik, dan diplomasi.

      Apa yang dilakukan Rodriguez, telah menggeser asumsi kemunculan terorisme. Teror yang dilakukan Rodriguez, Sesungguhnya lahir dari tindakan 'teror', dan ketidakadilan  Gaza.

     Hamas memang "bersalah" dari sisi tindakan yang menewaskan 1.200 penduduk Israel. Maka, ketika Israel membalas hingga menghancurkan Gaza, negara-negara Barat, diam! Seolah merestui! Pembalasan biasa! "Aksi minus reaksi"!

      Namun, ketika Israel menjadikan "kelaparan sebagai "senjata perang", di situlah Israel "kejeblos". Tidak ada, dan tidak akan pernah Perancis (apalagi Inggris) mendukung pengakuan (kemerdekaan Palestina). Dalam situasi tindakan balasan terukur. 

     Gerbang pengakuan negara Palestina oleh sekutu "kental" Israel. Sudah di "ambang pintu". Mungkin Donald Trump tidak!  Atau belum!

      Ada baiknya menyimak satu statemen seorang diplomat Arab di London (Inggris). Seperti di kutip "The Guardian", Rabu (21/5). 

       "Jika Anda bertanya Minggu lalu. Apakah akan ada pengakuan lebih luas oleh negara-negara Barat terhadap Palestina? Saya akan mengatakan tidak! Tapi sekarang? Saya tak yakin".

      Norwegia, Swedia,  Spanyol, Slovenia, yang merupakan empat dari 32 negara fakta militer Barat (NATO). Telah mengakui Palestina. Plus Irlandia.

     Merupakan kerugian besar bagi Israel, bila statemen diplomat Arab tadi, menggiring pengakuan negara-negara NATO lainnya. Itu bisa terjadi, bila Israel tidak "mengerem" diri, yang menyebabkan rasa kemanusiaan Eropa "tersinggung".

      Indikator ke arah sana, sudah jelas terlihat. Tiga menteri (Kabinet Inggris) yang bertanggung jawab atas ekspor senjata ke Israel.  Telah dipanggil oleh komite Parlemen Inggris.

      Padahal sebelumnya, Pemerintahan Inggris sudah menyetujui lisensi  untuk peralatan militer senilai £127,6 juta Pound Sterling ke Israel.

      Kematian dan sasaran sipil Palestina oleh Israel, menghentak dunia. Pembelaan dan pembiaran tindakan berlebihan Israel, sudah sampai pada titik keji! Barat, dan Uni Eropa nampaknya sudah berada di "garis malu". 

     Yang paling mungkin, campur tangan Barat (mungkin juga AS). Melengserkan PM Benyamin Netanyahu. Netanyahu ibarat buah yang "terlalu masak" di dalam kulkas Uni Eropa.  "Image" genosida  seolah-olah terjadi karena "restu Barat". 

      Barat ingin "cuci tangan"! Bila tidak, kredibilitas mereka akan menjadi  sejarah dunia yang dicatat lewat "tinta darah".

      Rodriguez, Lischinsky, dan Milgrim adalah korban ketidakadilan  Gaza!*

Penulis: Sabpri Piliang, Wartawan Senior di Jakarta

Post a Comment for " PENEMBAKAN WASHINGTON Palestina di Gerbang Pengakuan"