Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Dewa Gates, Pancasilais Bisnis, Percobaan dan Akademisi Ndasmu

 



GARISTEBAL.COM- Di Istana Merdeka, 7 Mei 2025, Presiden Prabowo Subianto menyambut Bill Gates dengan sangat hormat. Ia diperlakukan seperti pahlawan nasional. 

“Mistet Bill, uji coba vaksin TBC Anda akan menjadi harapan besar bagi Indonesia," katanya.

Ini adalah pujian bagi rencana percobaan M72/AS01E kepada rakyat Indonesia. Klaimnya, percobaan itu akan mampu menekan 800.000 kasus TBC tahunan. 

"Dan Inilah apa pendekatan tokoh-tokoh seperti Bill Gates, mungkin lebih Pancasila dari pada kita," katanya memuji.

Gates menyambut dengan senyum filantropis yang menyembunyikan kalkulasi bisnis vaksin.

“Terima kasih, mister presiden. Ini adalah percobaan fase 3," Bill Gates merespon.

Prabowo mengangguk. Ia membayangkan bahwa Gates akan masuk dalam buku sejarah nasional dan Pendidikan Pancasila bagi anak SD dan SMP.

Sementara itu, ada seorang pejabat di Kemenkes yang  berbisik. 

"Bukankah ini adalah percobaan bisnis doang? Kok bilang Pancasila?” tanyanya pada koleganya.

“Bukankah USD 159 juta dari Gates Foundation bisa menjadi sila kelima!” jawab sang teman.

Sementara itu sebelumnya di Sentul, Bogor, 15 Februari 2025 dalan sebuah pidatonya, Prabowo merespon kepedulian ilmuwan asli Indonesia.

“Orang-orang pintar banyak yang bilang kalau Makan Bergizi Gratis nggak masuk akal? Ndasmu!” katanya.

Saat itu di HUT Gerindra, Presiden Prabowo juga memberi respon yang mirip kepada bangsanya sendiri. 

“Ada yang bilang kabinet terlalu gemuk? Ndasmu!” katanya.

Ilmuwan lokal yang riset TBC juga riset hal lain dan dengan antusias memberi masukan karena percaya Presiden Prabowo akan menerima, lebih banyak bersabar.

"Apa yang kami lakukan dengan susah payah tanpa dukungan dana negara adalah demi rakyat. Tapi kami mendapat ‘ndasmu’,” kata salah satu peneliti.

Ironis, Gates yang menjadikan Rakyat Indonesia sebagai kelinci percobaan demi  profit farmasi justru mendapat pujian seperti Bapak Kemanusiaan.

Saat itu, saya langsung terbang ke istana secara imajiner. Saya langsung menanyakan kepada Prabowo.

"Bagaimana dengan transparansi dan efek samping percobaan ini?" saya bertanya penuh kehati-hatian.

“Ada pengawasan berlapis dari BPOM, WHO. Aman,” jawabnya.

Keluar dari istana, saya membayangkan wajah-wajah masyarakat yang “sukarela” ikut percobaan itu. Sebuah bisnis dengan kemasan kepedulian kesehatan dan tak ada jaminan bahwa percobaan akan sukses.

Tiba-tiba angin bertiup. Menerbangkan secarik kertas, mungkin sobekan buku berjudul Meditations dari Marcus Aurelius. 

"Kekuasaan yang tak diuji oleh keadilan hanya membuat rakyatnya jadi alat percobaan," demikian tulisan yang terbaca. 

Kalimat lebih lengkap tak dapat saya tangkap karena saya keburu bangun dari tidur.

Telaaa...... bajinguk tenan. Untung cuma mimpi. Saya merutuk pengganggu kenikmatan tidur saya ini. 

Post a Comment for "Dewa Gates, Pancasilais Bisnis, Percobaan dan Akademisi Ndasmu"