In Memoriam Faisal Basri
Garistebal.com- Saya pernah kontrak patungan bersama Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Semarang. Tidak lama, hanya beberapa bulan saja.
Saya dan isteri mendapat hak sebuah kamar, menggunakan dapur, kamar mandi, nyuci. Bonusnya bisa ikut memanfaatkan komputer milik AJI, dan tak bayar iuran listrik.
Suatu sore pulang liputan, saya dan istri tiduran. Tapi tiba-tiba pintu kamar diketuk.
"Boy, diskusi yuk," kata Ardiyansyah atau biasa kami sapa Ook. Saat itu ia adalah ketua AJI Semarang.
"Diskusi apa?" saya bertanya sambil membuka pintu kamar. Isteri saya masih tiduran kelelahan.
"Diskusi apa saja. Entah nanti. Ini mas Faisal Basri sedang perjalanan menuju sini," katanya.
Faisal Basri saat itu sudah sangat dikenal sebagai ekonom top. Saya lupa itu sebelum atau sesudah ia menjadi menteri. Tapi saya berani memastikan ia sudah keluar dari PAN, partai politik yang didirikannya bersama Amien Rais, Didik J Rachbini dan nama-nama besar dari kalangan akademisi.
Faisal Basri datang sekitar jam 18.30. Ia mengenakan pakaian sederhana dan sebuah tas. Rupanya tas itu berisi berkas-berkas dan catatan penting tentang Indonesia.
Kami berdiskusi tentang banyak hal. Fokus utamanya adalah ditemukannya permufakatan peng-peng. Penguasa-pengusaha.
Permufakatan itu memungkinkan hanya politisi dan pengusaha saja yang bisa jadi penguasa. Dijelaskan bagaimana pemimpin menjelma menjadi penguasa yang pada saatnya akan double job jadi pengusaha.
Tapi rute pengusaha lebih mudah. Bagaimana rute yang ditempuh pengusaha untuk menjadi penguasa tak sepelik penguasa yang jadi pengusaha.
"Jadi nanti, negara ini akan dianggap sebagai pasar, warganya menjadi konsumen. Tak ada sedikitpun ruang untuk rakyatnya terlibat dalam segala proses membuat kebijakan," kata Faisal Basri.
Faisal Basri juga menyodorkan berbagai bukti bagaimana eksploitasi tambang dan rendahnya kepedulian negara terhadap masyarakat adat. Banyak hal yang kami diskusikan, tapi lebih tepatnya bukan diskusi melainkan kami yg bertanya.
Ketika itu bisa mendapatkan cerita dan fakta seperti disampaikan Faisal Basri adalah hal mewah. Perilaku busuk mereka yang mengelola negara, baik pejabatnya, Staf, TNI, Polri, PNS hingga tingkat bawah semua dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Tak banyak yang tahu, kecuali akademisi kritis sekelas Faisal Basri, Didik J Rachbini, Cornelis Lay, dll.
Kini apa yang disampaikan Faisal Basri masih terus dilakukan. Bedanya kali ini dilakukan secara vulgar. Sengaja dijadikan tontonan publik.
Pagi tadi ada pesan WhatsApp ke hape saya.
Telah berpulang ke rahmatullah hari ini Kamis, 5 September 2024, pukul 03.50 WIB di RS Mayapada, Kuningan, Jakarta, suami, ayah, anak, abang, adik, uwak, mamak, kami tersayang: Bp. Faisal Basri bin Hasan Basri Batubara pada usia 65 tahun Mohon doanya semoga Rahimahullah diberikan tempat terbaik Jannatul Firdaus, diampuni segala khilafnya, dilapangkan kuburnya, diterima amal ibadahnya, serta keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan keikhlasan. Kami yang kehilangan: Syafitrie (Fitrie) Anwar Ibrahim Basri Siti Nabila Azuraa Basri Muhammad Attar Basri Beserta ibu, adik-adik, abang, kakak dan keponakan semua.
Rumah Duka : Komplek Gudang Peluru Blok A 60 Jakarta Selatan.
Info Pemakaman : Berangkat sekitar Ba’da Ashar dari mesjid Az Zahra, Gudang Peluru, Tebet, Jakarta Selatan.
Selamat jalan mas Faisal Basri, pejuang yang memilih melepas jabatan ketika komitmen bersama tak dihormati.
Post a Comment for "In Memoriam Faisal Basri"