Kuliah Kedokteran Sekarang Ga Worth it, Mending Kuliah Hukum, Belajar Tanda Tangan Yang Cantik Bisa Jadi Notaris Keren
Begitulah kira-kira, pernyataan kaum mendang-mending, menanggapi
satu peristiwa tragis yang dialami mahasiswa kedokteran Universitas Diponegoro,
yang meninggal bunuh diri, di kamar Kost, Senin pekan ini (12/08).
Jika menempuh program spesialis pun tidak lah gampang, selain modal besar termyata sudah menjadi
rahasia umum, praktek senioritas terjadi antara dokter yunior dan senior.
Antara kakak tingkat terhadap adik tingkat. Antara Dokter yang sudah berhasil
sekalipun terhadap dokter muda-muda yang baru co-as.
Mereka yang bermental baja,
serep modal uang dan satu lagi, anak dokter terkenal, sudah pasti aman
lancar jaya menempuh studi. Tapi bagi mahasiswa start up- (yang baru pertama
kali dalam satu keluarga, menempuh pendidikan dokter, dan tidak ada riwayat
bapak, ibu, nenek atau kakek-nya seorang dokter) maka sudah pasti akan selalu
menjadi korban bulying para seniornya.
Dari chat Whatsaap seseorang kawan, dijelaskan bahwa Prakntek
Bullying sebenarnya praktek lumrah di sebuah PTN Negeri di kota Semarang. Kenapa? Karena sistem primordial yang sangat
kental, lekat dengan Nepotisme dan like
dan dislike. Bisa masuk PTN tersebut jika anaknya, keluarganya, Dokter senior
dan atau keluarganya. Subyektifitasnya sangat lekat contohnya "dia yang
jadi anak emas" selalu diprioritaskan, tapi didasarkan pada kekerabatan
atau "nylondohi / menjilat" bukan karena intelektualitas. Hirarkisnya
sangat kerasa, kalau Profesor selalu menangan, kalau SP2 tidak boleh ada Sp 1
yang boleh mendebat, apalagi PPDS atau residen.
Jadi jalan panjang, untuk meraih cita-cita menjadi dokter
yang mengabdi kepentingan rakyat di bidang kesehatan, tidak sebanding dengan
pengabdian saat belajar.
Masih mending kuliah di fakultas hukum, senioritas hanya
terjadi pada saat Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek). Lepas dari
itu, semua mahasiswa senior-dan yunior melebur bersama. Anda cukup mempercantik
atau mempertegas tanda tangan, sembari menempuh Magister Notaris, agar bisa
menjalani profesi Notaris yang terhormat. Atau yang tidak terlalu modal besar,
cukup lulus strata satu, agak keras kepala dikit sambil ngeyelan, lalu ambil
kompetensi Pengacara di organisasi pengacara. Sudah, langsung bisa praktek .
Tanpa harus dibayang-bayangi perundungan, Bulying atau stres ga lulus-lulus
karena dosennya Killer.
Untuk terakhir: Duka
mendalam, atas meninggalnya dr Aulia Risma Lestari, Dokter PPDS Anestesi UNDIP.
Semoga Almarhumah mendapat surga, diterima Amal Pahalanya. Aamiin
Admin
Post a Comment for "Kuliah Kedokteran Sekarang Ga Worth it, Mending Kuliah Hukum, Belajar Tanda Tangan Yang Cantik Bisa Jadi Notaris Keren"