Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Yunus, Bank Orang Miskin di Bangladesh

Bangladesh 1976, Muhammad Yunus, seorang profesor ekonomi di Universitas Chittagong, mengunjungi sebuah desa kecil bernama Jobra dekat kampus universitasnya. 

 Di sana, ia bertemu dengan seorang wanita yang membuat kursi bambu untuk dijual. Meskipun bekerja keras, wanita tersebut hanya bisa mendapatkan keuntungan yang sangat sedikit karena dia harus meminjam uang dari rentenir dengan bunga yang sangat tinggi untuk membeli bahan baku. 

 Jumlah hutangnya kurang dari satu dolar, namun sebagai imbalannya, rentenir tersebut mendapatkan hak eksklusif untuk membeli semua yang dihasilkan wanita tersebut dengan harga yang ditentukan oleh rentenir.
 
Terinspirasi oleh situasi ini, Yunus mulai berpikir tentang bagaimana cara membantu orang-orang miskin seperti wanita tersebut keluar dari lingkaran kemiskinan.

 Ia kemudian memutuskan untuk memberikan pinjaman pribadi sebesar $27 kepada 42 wanita di desa tersebut, agar mereka bisa membeli bahan baku langsung tanpa harus meminjam dari rentenir. Dengan pinjaman kecil ini, mereka bisa memperoleh keuntungan yang lebih besar dan meningkatkan kualitas hidup mereka. 

 Keberhasilan eksperimen ini meyakinkan Yunus bahwa kredit mikro bisa menjadi alat yang kuat untuk mengentaskan kemiskinan. Namun, ia menyadari bahwa lembaga keuangan tradisional tidak mau memberikan pinjaman kepada orang miskin karena dianggap berisiko tinggi dan tidak memiliki jaminan. 

 Oleh karena itu, Yunus mendirikan Grameen Bank pada tahun 1983 untuk menyediakan layanan keuangan bagi masyarakat miskin, tanpa memerlukan jaminan, dan dengan syarat-syarat yang lebih fleksibel. Pendekatan Grameen Bank berbeda dari bank konvensional. Bank ini tidak memerlukan jaminan atau agunan dari peminjam, dan bunga yang dikenakan relatif rendah. 

 Keberhasilan Grameen Bank terletak pada model kelompok peminjam, di mana sekelompok individu saling mendukung dan bertanggung jawab satu sama lain untuk membayar kembali pinjaman mereka. Hal ini menciptakan rasa tanggung jawab kolektif yang tinggi dan tingkat pengembalian pinjaman yang luar biasa.
Grameen Bank telah mendapatkan pengakuan global atas perannya dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin dan meningkatkan kualitas hidup mereka. 

Pada tahun 2006, Muhammad Yunus dan Grameen Bank dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian atas kontribusi mereka dalam menciptakan pembangunan ekonomi dan sosial yang inklusif. Sejak didirikan, Grameen Bank telah menginspirasi banyak lembaga keuangan mikro di seluruh dunia untuk mengikuti modelnya. 

Keberhasilannya menunjukkan bahwa pemberdayaan ekonomi yang berkelanjutan bisa dicapai melalui inklusi keuangan, dengan memberikan kesempatan kepada mereka yang paling membutuhkan untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi.

 Penulis: Denny Septiviant, Politisi PKB

Post a Comment for "Yunus, Bank Orang Miskin di Bangladesh"