Kudatuli, Memorabilia Parpol Versus Negara
Sungguh luar biasa, begitu banyaknya massa memenuhi jalan Diponegoro menuju Rumah Sakit Sint Corolus. Baru pertamakali ini aku melihat lautan massa begitu banyak. Mereka dalam keadaan marah karena Rezim Soeharto benar-benar merebut Markas PDI dengan cara kekerasan. Beberapa gedung terutama bank dibakar sepanjang jalan menuju Matraman dan menuju Senen. Asap mulai terlihat membumbung ke udara. (Kisah Petrus Saat Kudatuli Meletus, Historia, 27 Juli 2018)
Hari ini, 27 Juli bagi sebagian orang selalu diingat sebagai peristiwa traumatik. Karena pada 27 Juli 1996 adalah salah satu momen penting dalam sejarah politik Indonesia yang berdampak besar terhadap perkembangan gerakan mahasiswa dan proses demokratisasi di negara ini. Kekerasan yang meletus pada tanggal 27 Juli 1996 (di kemudian hari dikenal sebagai Peristiwa KUDATULI (Kerusuhan Dua Puluh Tujuh Juli)), di kantor DPP PDI di Jalan Diponegoro, Jakarta, memicu perubahan signifikan dalam dinamika politik Indonesia dan memperkuat gerakan mahasiswa sebagai salah satu pilar utama dalam perjuangan reformasi.
Latar peristiwa KUDATULI tidak terlalu banyak orang paham, bahkan bagi sebagian besar mahasiswa seangkatan saya. Hal tersebut sangat dimaklumi karena mahasiswa saat itu dicetak oleh Orde Baru sebagai generasi yang apolitis dan sudah tercetak dengan fusi PARPOL yang hanya tiga sejak PEMILU 1977.
KUDATULI berawal dari konflik internal dalam Partai Demokrasi Indonesia (PDI), partai yang oleh orde baru diasosiasikan sebagai oposan. Pada tahun 1993, Megawati Soekarnoputri terpilih sebagai ketua umum PDI dalam kongres yang diakui secara sah. Namun, pemerintah Orde Baru di bawah Presiden Soeharto merasa terancam oleh popularitas Megawati dan berusaha menggantikannya dengan Soerjadi melalui kongres tandingan di Medan pada tahun 1996. Ketegangan antara pendukung Megawati dan pemerintah memuncak ketika massa pro-Megawati menduduki kantor DPP PDI di Jakarta, yang kemudian diserbu oleh kelompok yang diduga didukung pemerintah pada tanggal 27 Juli 1996.
Peristiwa KUDATULI memicu mobilisasi besar-besaran di kalangan mahasiswa. Mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia turun ke jalan untuk memprotes tindakan represif pemerintah dan menunjukkan solidaritas dengan para korban kekerasan. Demonstrasi mahasiswa yang terjadi setelah KUDATULI menjadi titik balik penting dalam gerakan mahasiswa Indonesia. Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang baru dideklarasikan 22 Juli 1996 menjadi salah satu aktor signifikan dalam gerakan ini. Namun sialnya pula, aktivis-aktivis PRD ini yang kemudian jadi sasaran utama Orde Baru untuk penangkapan dengan tuduhan subversif karena dianggap mendalangi peristiwa KUDATULI. Suatu tuduhan yang aneh bagi sekelompok anak muda yang baru beberapa hari mendeklarasikan organisasinya. Tuduhan ini di kemudian hari terbukti sebagai fitnah politik belaka.
Solidaritas di antara mahasiswa meningkat pesat setelah peristiwa ini. Mahasiswa menjadi lebih radikal dalam menentang rezim Orde Baru dan berani menyuarakan tuntutan mereka. Mereka juga membentuk aliansi dengan berbagai kelompok pro-demokrasi lainnya, termasuk organisasi masyarakat sipil dan tokoh-tokoh oposisi.
Pasca-KUDATULI, banyak organisasi mahasiswa baru yang terbentuk dengan tujuan memperjuangkan demokrasi dan hak asasi manusia. Jaringan dan aliansi antar organisasi mahasiswa semakin kuat, mempermudah koordinasi dalam mengorganisir aksi protes dan kampanye. Gerakan mahasiswa menjadi lebih terstruktur dan efektif dalam menyuarakan tuntutan reformasi.
Peristiwa KUDATULI meningkatkan kesadaran politik masyarakat Indonesia tentang pentingnya demokrasi dan hak-hak politik. Kekerasan yang terjadi memperlihatkan ketidakadilan dan represivitas pemerintah Orde Baru, mendorong masyarakat untuk lebih aktif terlibat dalam proses politik dan perjuangan demokrasi.
KUDATULI menjadi salah satu katalisator utama gerakan reformasi yang berujung pada jatuhnya Presiden Soeharto pada tahun 1998. Peristiwa ini memperkuat tuntutan untuk perubahan dan reformasi politik di Indonesia, serta memperlihatkan perlunya sistem pemerintahan yang lebih demokratis dan akuntabel.
Peristiwa ini memperkuat posisi oposisi politik, terutama Megawati Soekarnoputri dan PDI-P, yang menjadi simbol perlawanan terhadap rezim Orde Baru. Popularitas Megawati meningkat tajam setelah KUDATULI, dan ia menjadi salah satu tokoh sentral dalam gerakan reformasi. Oposisi politik semakin solid dan terorganisir dalam menuntut perubahan.
KUDATULI juga menarik perhatian internasional terhadap situasi politik dan hak asasi manusia di Indonesia. Tekanan internasional terhadap pemerintah Indonesia meningkat, mendorong pemerintah untuk mengambil langkah-langkah menuju reformasi politik dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.
Peristiwa KUDATULI 27 Juli 1996 memberikan dampak yang mendalam terhadap perkembangan gerakan mahasiswa dan proses demokratisasi di Indonesia. Peristiwa ini memicu mobilisasi besar-besaran dan solidaritas di kalangan mahasiswa, yang memainkan peran kunci dalam gerakan reformasi. Kekerasan dan ketidakadilan yang terjadi memperkuat tuntutan untuk perubahan dan reformasi politik, yang akhirnya berkontribusi pada jatuhnya rezim Soeharto pada tahun 1998. KUDATULI menjadi salah satu titik balik penting dalam sejarah politik Indonesia, yang mengarah pada era baru demokrasi dan keterbukaan.
Dalam konteks kekinian, Peristiwa KUDATULI memberikan sejumlah pelajaran penting bagi partai politik di Indonesia. KUDATULI mengajarkan pentingnya menjaga integritas dan independensi partai politik dari intervensi eksternal, terutama dari pemerintah atau kekuatan lainnya. Partai politik -apapun itu- harus berdiri teguh pada ideologi, prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang diyakini, kalau di PKB namanya mabda’ siyasi. KUDATULI juga memberikan pengalaman kepada partai politik untuk tidak mudah terpengaruh oleh tekanan atau manipulasi dari pihak luar yang bertujuan untuk mengontrol atau memecah belah partai.
Mari kita menjaga solidaritas agar peristiwa semacam ini tidak terulang lagi.
Penulis: Denny Septiviant, Politisi PKB Jateng
Post a Comment for "Kudatuli, Memorabilia Parpol Versus Negara"